06 Juni, 2014

BANGSA YA’JUJ DAN MA’JUJ (GOG DAN MAGOG)


Siapakah yang dimaksud dengan bangsa “Ya’juj dan Ma’juj (Al-Qur’an) atau Gog dan Magog (Alkitab)?” Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj menurut Rasulullah saw, merupakan salah satu syarat terjadinya hari akhir dari dunia ini. Dari Huzaifah ra, Rasulullah saw bersabda :
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga terjadi sepuluh tanda-tanda (Kiamat), yakni di antaranya munculnya Matahari dari barat, keluarnya Dukhaan, keluarnya Dabbah (atau binatang yang artinya negara, sudah keluar dengan berdirinya Negara Mesir, Uni Sovyet, negara-negara Eropa khususnya Eropa Barat, Amerika Serikat dan Israel), keluarnya Ya’juj dan Ma’juj serta turunnya Isa ibnu Maryam.” Hadits riwayat Bukhari dan Ibnu Majah.

Ketika dihadapkan pada persoalan siapa yang dimaksud dengan bangsa Ya’juj dan Ma’juj, kita selalu beranggapan bahwa bangsa Ya’juj dan Ma’juj adalah suatu bangsa yang masih tersembunyi. Bangsa yang keberadaannya dirahasiakan dan akan muncul setelah mendekati akhir dunia yang fana ini. Memang demikian, namun Allah juga tidak menutupinya sama sekali dari pengetahuan kita. Banyak dari tanda-tanda tentang bangsa ini telah tampak. Bahkan Alkitab dengan sangat jelas memberitakan tempat asal mereka muncul pada waktu akhir zaman. Tanda-tanda yang terdapat di dalam Alkitab ini akan kami jelaskan pada pembahasan “Raja negeri utara dan negeri selatan.” kali ini saya cukupkan dengan uraian kami berikut. Berdasarkan firman Allah tentang Dzul Qarnain,  bangsa Ya’juj dan Ma’juj berada di sebelah utara Kerajaan Persia, yaitu bangsa Eropa. Bangsa Eropa yang kita kenal sekarang ini merupakan rumpun bangsa-bangsa yang berada dari Asia Tengah, salah satunya adalah bangsa Arya. Sedangkan bila melihat sabda Rasulullah saw tentang telah terbukanya benteng Ya’juj dan Ma’juj di atas, bangsa itu tentunya akan segera keluar. Dan ternyata bangsa yang datang menjajah dan menjarah bangsa-bangsa yang berada di belahan timur setelah kedatangan Rasulullah saw, tiada lain adalah bangsa Eropa. Petunjuk lain adalah sifat-sifat yang mereka miliki, yang jauh dari mencerminkan ajaran Nabi Isa as, apalagi dengan ajaran Islam, karena bangsa Eropa adalah pewaris ajaran dan kebiasaan para penyembah berhala. Untuk lebih jelasnya kita lihat sepintas keadaan mereka yang disebut sebagai bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Bangsa Eropa pada awalnya merupakan bangsa yang hidup di dalam gua-gua. Mereka sangat primitif dan terbelakang bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain pada masanya. Pada dasarnya mereka berasal dari tengah-tengah Asia yang berkelana mencari tanah yang subur dan penghidupan baru yang lebih baik (nomaden). Mereka keluar gua hanya sekali waktu saja, sesuai musim yang berlaku pada saat itu. Mereka berada di dalam gua sepanjang musim dingin sambil menghabiskan persediaan bekal yang tersimpan.

Pada musim panas mereka keluar gua untuk mencari dan mengumpulkan bahan makanan untuk persiapan selama jangka waktu tertentu, yaitu untuk persediaan pada musim dingin yang panjang. Pada saat mencari dan mengumpulkan makanan, mereka keluar untuk mengganggu dan membinasakan bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya. Bangsa-bangsa yang terdekat dengan mereka, dan berhadapan langsung dengan mereka adalah, bangsa Armenia, Turkmenistan, Kurdistan dan Persia serta bangsa-bangsa lainnya di Asia Tengah. Bangsa-bangsa tersebut menjadi mangsa terdekat dari orang-orang Eropa yang merampas, menjarah, merampok dan membunuh hingga persediaan makanan mereka tercukupi selama musim dingin yang panjang. Demikian pula yang dilakukan orang-orang Eropa keturunan bangsa Ya’juj dan Ma’juj di kemudian hari, mereka mencari benua atau dunia baru pada Abad Pertengahan dengan melakukan penyerangan, penguasaan, pembunuhan, pendudukan, dan penjajahan terhadap suatu negeri. Setelah menduduki suatu negeri, mereka kemudian menjarah dan merampok hasil kekayaan alam serta harta benda lain yang terdapat di negeri tersebut. Setelah itu mereka membawanya ke negeri mereka sebagai persediaan pada musim paceklik, Begitulah sifat-sifat mereka yang masih dapat dilihat hingga sekarang ini. Sebagai bukti bahwa Kerajaan Persia dan juga kerajaan orang-orang Media menjadi tembok pemisah antara Ya’juj dan Ma’juj dan bangsa-bangsa di sebelah timur, marilah kita lihat perjalanan singkat bangsa-bangsa tersebut berdasarkan catatan sejarah yang ditulis oleh Muhammad Tohir di dalam bukunya yang berjudul, Sejarah Islam dari Andalus sampai Lembah Indus. Menurut pendapat kami, detik-detik terakhir runtuhnya dinding ghaib (pemisah) itu terjadi pada saat runtuhnya Kerajaan Persia oleh tentara Islam belakangan. Karena walaupun saat-saat terakhir, akan tetapi masih dapat terlihat bagaimana hikmat Kerajaan Persia berfungsi sebagai dinding pemisah antara bangsa Ya’juj dan Ma’juj dengan bangsa-bangsa yang berada di sebelah timurnya, terutama bangsa-bangsa yang berada di Timur Tengah. Dan ini merupakan bukti bahwa bangsa Eropa lah yang dimaksud sebagai bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Fakta-fakta sejarah telah memberitahukan kepada kita agak detil sebagai berikut :

Pertama: Orang Berber, nama Berber biasa dipergunakan oleh orang-orang Yunani dan orang-orang Romawi untuk menyebut bangsa-bangsa lain di luar bangsa Yunani dan Romawi. Tetapi, sebutan berber dalam proses perjalanan sejarah umat manusia selanjutnya dipergunakan sebagai penamaan sejenis bangsa yang bertebaran di dataran Eropa sejak abad ke-3. Mereka disebut berber atau barbar karena masih biadab belum beradab, berbadan besar, gemar berperang, para petarung yang kuat serta menyukai tantangan, terkenal akan kekejaman yang mereka lakukan dan selalu menjarah harta kekayaan dari bangsa-bangsa yang ditaklukannya. Belakangan istilah barbar dijungkirbalikkan dan dibelokkan oleh bangsa Eropa untuk menyebut umatnya Nabi saw sebagai penghinaan kepada umat Islam. Asal-usul bangsa Berber berasal dari tengah-tengah Asia (Asia Tengah). Kelompok-kelompok Berber mengembara dan berkelana sampai ke Eropa Utara dan sebagian lagi ke perbatasan Eropa Timur (Eropa Tengah) beberapa abad sebelum masehi. Pada masa itu Romawi dan Yunani sanggup mencegah masuknya orang Berber yang masih biadab ke dalam wilayah-wilayah negeri mereka masing-masing. Dengan demikian, untuk kurun waktu yang lama, orang-orang Berber tidak berhasil sama sekali memasuki daerah Romawi Barat dan Romawi Timur. Mereka terpaksa menempati lembah Sungai Dniper dan selanjutnya ke Semenanjung Balkan. Rombongan bangsa Berber yang lain menjelajahi lembah Sungai Rhein, dan menuju Semenanjung Itali dan Galia serta daerah-daerah yang berada di sekitarnya. Namun setelah Kerajaan Romawi Barat dan Romawi Timur mengalami kemunduran dan kemerosotan, rombongan-rombongan Berber mulai berani mendekati daerah-daerah perbatasan kemudian masuk ke wilayah-wilayah kekuasaan Romawi. Orang Berber mempunyai banyak jenis ras, salah satu di antaranya adalah ras Normandik (Nordic). Ras ini merupakan ras yang paling banyak dan paling besar peranannya dalam sejarah Eropa pada abad pertengahan. Di antaranya adalah suku-suku Jerman (Germanic) ada 40 suku dan yang paling terkenal ialah suku Gothik, pada pertengahan abad ke-2, orang-orang Goth bermukim di lembah-lembah sekitar Sungai Vistula (Polandia). Dari sini mereka kemudian berpindah tempat lagi ke dataran Ukraina, sebelah utara Laut Hitam. Di daerah ini mereka terbagi menjadi 2 bagian, pertama : kelompok Tervinggi, yaitu orang Goth Barat (Ostrogoth) yang mendiami daerah-daerah hutan, kedua : kelompok Goritonggi, yaitu orang Goth Timur (Visigoth) yang mendiami dataran-dataran yang luas. Orang Ostrogoth kemudian bermukim di daerah-daerah yang terletak di antara Sungai Dnister dan Sungai Dniper yang terletak di sepanjang garis perbatasan Semenanjung Balkan.

Kedua : Suku Gothik masuk Eropa. Pada abad ke-5 M, suku-suku Gothik memasuki Eropa bagian barat melalui Galia di Perancis, Iberia di Spanyol dan Portugis. Suku Vandal, adalah suku-suku Berber yang berasal dari daerah Sungai Vistula dan Sungai Oder di Jerman datang dengan berbondong-bondong memasuki daerah Bayern (Bavaria) di sebelah tenggara Jerman. Dari sini sebagian besar dari mereka menyebar sampai ke Galia dan Iberia. Di Iberia, orang Vandal menempati dua daerah yang sekarang dikenal dengan nama Spanyol dan Portugal. Dan di Semenanjung Iberia, orang-orang Vandal memberi nama baru untuk daerah pemukiman mereka sesuai dengan nama suku mereka sendiri, yaitu suku Vandalusia yang kemudian berubah menjadi Andalusia/Andalus/Spanyol.

Ketiga : Orang Goth barat di Iberia mempunyai seorang raja yang cakap, yaitu Raja Theodosius I (419 - 451 M). Raja Theodosius memperlakukan orang Swab dengan baik dan Mereka bersama-sama mengadakan pembagian daerah kekuasaan di daerah ini. Bahkan Raja Theodosius membiarkan orang-orang Swab menduduki tempat-tempat atau daerah-daerah pemukiman orang Vandal di sebelah utara. Akan tetapi bersamaan dengan itu, Raja Theodosius juga memperkeras dan memperluas wilayah kekuasaannya ke arah selatan, sampai akhirnya berhasil mendesak mundur orang-orang Vandal dari tempat pemukimannya di sebelah selatan, dan seluruh daerah semenanjung Iberia jatuh ke tangan suku Gothik.

Keempat: Orang Vandal di Afrika. Pada zaman Raja Vandal bernama Gondarik anak Godivesil (406 - 428 M), orang Goth Barat melancarkan tekanan-tekanan berat kepada orang Vandal di Iberia. Setelah tidak tahan lagi menghadapi tekanan-tekanan tersebut, orang-orang Vandal kemudian meninggalkan daerah Iberia dengan menyeberangi lautan dan mendarat untuk pertama kalinya di Aljazair bagian timur (423 M). Sepeninggal Gondarik, adiknya yang bernama Geiserik menggantikannya sebagai Raja Vandal (428 - 477 M). Ketika itu sedang terjadi pertikaian antara Romawi Timur dan Romawi Barat mengenai masalah keagamaan yaitu pertikaian antara orang-orang pendukung Arius (Unitarian) dan Gereja Paulus (Trinitas) seperti telah dijelaskan sebelumnya. Peluang ini dipergunakan sebaik-baiknya oleh Raja Geiserik untuk menduduki Traducta (Pantai Tarifa) pada bulan Mei 429 Masehi. Dari sini penyerbuan orang-orang Vandal ke Maroko dimulai secara besar-besaran, rombongan Vandal berjumlah kurang lebih 80.000 orang, dan 1500 orang di antaranya termasuk tenaga-tenaga tempur terlatih yang hebat. Menghadapi serbuan besar-besaran dari orang-orang Vandal, Kerajaan Romawi menjadi kewalahan untuk mempertahankan daerah Maroko bagian tengah. Kala itu Kerajaan Romawi menjadi penguasa tunggal seluruh Eropa dan Afrika Utara. Kini Raja Geiserik menjadi tuan yang menguasai pantai-pantai penting di Afrika Utara. Namun Ibeorifos (Bouna Annaba), Kyrka (Konstantin) dan Carte (Qartaja) masih tetap berada dalam kekuasaan Romawi. Raja Romawi Valentianus tampaknya sudah tidak sanggup lagi mengusir orang-orang Vandal yang berjumlah sangat besar di Afrika Utara. Valentinus terpaksa mengadakan perjanjiam damai dengan mereka pada tanggal 11 Februari 435 Perjanjian ini memuat pengakuan Kerajaan Romawi atas kedaulatan Vandal dengan satu syarat bahwa orang Vandal harus bersedia bergabung dalam pasukan-pasukan Romawi. Tetapi pada tanggal 19 Desember 439 Masehi, orang-orang Vandal kembali melancarkan suatu serbuan ke Carteia dan berhasil mendudukinya. Raja Geiserik selanjutnya melakukan serangan-serangan lain yang membuat Romawi kewalahan untuk menghadapinya, sehingga banyak daerah-daerah kekuasaan Romawi yang direbut. Pada masa itu Romawi benar-benar sedang berada dalam kemerosotan yang parah. Itulah di antara penyebab terjadinya pembagian Eropa menjadi 2 bagian : bagian timur berada di bawah kekuasaan Romawi Timur (Byzantium) sedangkan bagian barat berdirilah Kerajaan Jerman yang selanjutnya menjelma menjadi negara-negara Eropa baru, yang kita kenal sekarang dengan Eropa Barat.

Kelima : Fakta sejarah ke-5 kita bisa melihat kenyataan perjalanan dan perpindahan bangsa-bangsa yang berasal di sebelah utara Kerajaan Persia, yang berpindah-pindah dan mengelilingi wilayah perbatasan Kerajaan Persia dengan melintasi daerah-daerah lain hingga tiba di Eropa dan Afrika. Ini merupakan petunjuk bagi kita bahwa dinding pemisah yang dibangun oleh Dzul Qarnain dan bersifat ghaib itu, masih sangat efektif menjadi pembatas atau penghalang antara bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang berada di barat dan umat pilihan Tuhan Yang Maha Tinggi yang berada di belahan timur. Dinding ini telah membatasi gerak mereka sampai datang ketentuan Allah dengan datangnya Islam yang menghancurkan Kerajaan Persia. Dan setelah itu maka bebaslah mereka kembali seperti sedia kala, di mana pada kejadian ini kita akan menyaksikan nubuat Nabi Daniel as (adalah seorang nabi Bani Israil) tentang “Domba Jantan dan Kambing Jantan.” Kejadian-kejadian di atas dapat disimpulkan bahwa hikmat dari dinding pemisah yang dibangun oleh Dzul Qarnain ribuan tahun yang lampau merupakan ketetapan Allah yang ghaib. Dan Kerajaan Persia adalah sebagai dinding pemisah atau penghalang yang bersifat ghaib antara bangsa Ya’juj dan Ma’juj dan semua bangsa yang berada di sebelah timurnya. Dinding penghalang yang bersifat ghaib ini berfungsi efektif sebagai penghalang dari serangan bangsa Ya’juj dan Ma’juj di sebelah baratnya selama Rasulullah saw dengan ajaran Islamnya belum datang mengalahkan Kerajaan Persia. Fakta-fakta tersebut dapat kita jadikan petunjuk dan pelajaran dalam memahami dan memaknai firman Allah serta keterangan-keterangan yang disampaikan oleh Rasulullah saw. Ketetapan Allah ini sama dengan ketetapan yang telah ditentukan Allah terhadap bangsa Ya’juj dan Ma’juj di kemudian hari sebagai bangsa yang akan menjadi penguji ketaatan orang-orang yang beriman kepada Allah.

Uraian singkat di atas merupakan kejadian-kejadian sebelum kedatangan Islam yang akan menandai runtuhnya dinding penghalang itu, yaitu dengan runtuhnya Kerajaan Persia untuk selama-lamanya. Dan penting untuk diketahui, sampai pada awal abad ke-15 Masehi, bangsa Eropa masih sangat terbelakang dan primitif sekali. Mereka belum mampu berlayar sepanjang Laut Tengah yang telah berhasil dilakukan oleh bangsa Mesir dan Romawi 1000 tahun sebelumnya. Akan tetapi fakta-fakta saat ini telah berbicara lain, kita telah menyaksikan bagaimana bangsa Eropa bangkit dan melampaui bangsa-bangsa lain di dunia. Namun kita tidak perlu berkecil hati dalam menghadapi kenyataan ini, itu telah menjadi ketentuan Allah. Dia mempunya rencana terbaik untuk umat pilihan-Nya, hanya Allah yang mengetahuinya. Oleh sebab itu, kebangkitan Islam pada dasarnya telah dimulai ketika bangsa-bangsa Eropa pertama kali menguasai dan menjajah negeri yang kita cintai ini. Waktu telah semakin mendekat dan tanda-tanda dari era kebangkitan itu semakin tampak. Orang-orang fasik boleh berkata apa saja yang hendak dikatakan, tetapi kita tetap di dalam iman Islam, di dalam keyakinan yang hakiki, yang akan segera dibuktikan Allah kepada mereka, kebenaran adalah hak dan tidak ada yang dapat mengubahnya. Bangsa Ya’juj dan Ma’juj bukanlah suatu bangsa yang masih tersembunyi, melainkan bangsa yang telah ada dan hidup bersama kita di Bumi ini. Mereka mulai datang ke Timur Tengah untuk merebut lalu mendirikan Kerajaan Kristen di Yerusalem yang waktu itu dikuasai kaum muslimin dalam perang Salib I tahun 1095 M selama sekitar 87 tahun sampai perang Salib VIII tahun 1270 M, Abad 17-20 M untuk menjajah, membunuh, merampok harta negara-negara yang dijajahnya lalu membawa ke negara mereka, invansi ke Irak 2x, invansi ke kota-kota di Suriah, salah satunya ke A’maq dan Dabiq di Aleppo yang berbatasan dengan Turki dan yang terakhir akan menggiring mereka ke suatu tempat yang telah dipersiapkan yaitu di medan Perang Armageddon atau Perang Badar Kubra II. Bangsa Ya’juj dan Ma’juj inilah yang menjadi cikal bakal dari sebagian besar bangsa Eropa, yang sebagian dari mereka menyebar ke Amerika Utara, Amerika Tengah dan Selatan, Australia dan Selandia Baru.
Qur’an surat Al-Anbiyaa’ ayat 96 :
96.  (Hingga apabila dibukakan) dinding ghaib (Ya’juj dan Ma’juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi) mereka datang ke Aleppo dan kota-kota lain yang ada di Suriah sebelum Perang Libanon dan di Magiddo - Israel setelah Perang Libanon lewat udara dengan naik pesawat terbang.

Ketika semua pasukan kafir dari bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang tergabung dalam pasukan NATO dan Israel yang dipimpin Dajjal Laknatullah dari balik layar, berkumpul di Magiddo pada Perang Armageddon di hari ke-4 dan siap menyerang pasukan kaum muslimin yang dipimpin Imam Mahdi, pada kejadian ini Allah akan bertindak dengan tangan-Nya dan menunjukkan kepada umat manusia bahwa Allah Tuhan semesta Langit yang kekuasaan-Nya tidak terbatas, Dia-lah yang sabar akan keingkaran umat manusia sejak sekian lama. Namun kini Allah datang menunjukkan diri-Nya dengan segala kemurkaan-Nya dengan mengutus malaikat-Nya untuk menghantamkan meteor super raksasa ke markas NATO dan Israel di Magiddo yang membuat mereka binasa dan darah mengalir setinggi kekang tali kuda dari darahnya tentara-tentara kafir yang berjumlah sekitar 1 juta orang dan dari jatuhnya meteor itu menyebabkan gempa bumi dahsyat di Israel dan meteor yang jatuh di Laut Tengah atau Mediterania akan menyebabkan tsunami di pantai-pantai Israel dan menenggelamkan kapal-kapal NATO yang berlabuh di sana.
Rasulullah saw bersabda :
“…pada waktu perang (Armageddon) itu ada benturan yang keras (akibat jatuhnya meteor ke markas tentara kafir di Magiddo)..., maka ketika telah (berlangsung perang Armageddon selama 3 hari) sampai pada hari yang ke-4, bangkitlah seluruh kaum muslimin. Lalu Allah menimpakan bencana kepada Rum (Bani Ashfar dan bangsa Ya’juj dan Ma’juj) dan terbunuh mereka dengan dahsyatnya, sehingga tidak pernah dilihat orang sebelumnya (peristiwa seperti itu). Sehingga apabila burung (pesawat terbangnya orang-orang kafir yang akan membantu pasukannya) melewati kawasan pertempuran mereka (kaum kafir dengan kaum muslimin), maka burung (pesawat terbang) itu akan mati sebelum melewati mereka (akan jatuh sebelum melewatinya karena mesin pesawat terbang itu mati terinduksi medan magnet meteor yang jatuh ke Bumi). Maka bertambahlah turunan bapak yang mati (karena pilot dan para penumpangnya tewas), sehingga tidak ditemukan yang tersisa dari mereka kecuali seorang laki-laki….” Hadits riwayat Muslim dan Ahmad.
Hadits dari Abu Malik Al-Asy’ari, ia berkata, telah bersabda Rasulullah saw :
“Sesungguhnya Rabb kalian telah memperingatkan kalian dengan 3 hal, pertama : Asap Dukhan yang menerpa orang mukmin, di mana mereka seperti terkena gejala flu (ISPA). Dan juga melanda orang kafir, di mana sekujur tubuh mereka akan membengkak, lalu mereka tidak dapat mendengar….”
Hadits riwayat Bukhari dan Ahmad, Rasulullah saw bersabda :
“Jika (tanda-tanda) Kiamat telah mulai terjadi, sedang di tangan seseorang di antara kamu ada sebuah biji (tanaman), maka jika ia sempat menanamnya (saat) menjelang Kiamat itu, hendaklah ia (segera) menanamnya (selagi masih  boleh dan diterimanya amal-amal ibadah manusia yang beriman dan bertakwa”).
“Bersegeralah melakukan amal-amal saleh sebelum datangnya 6 perkara, yaitu Dajjal dan Ad-Dukhan (asap debu global)….” (Hadits riwayat Muslim dari Abu Hurairah).
  
Sumber : Perang Barat vs Islam - Muhammad A dan Armageddon – Ir. Wisnu Sasongko M.T.

KISAH DZULKARNAIN DAN DINDING GHAIBNYA

Kisah Dzulkarnain (Dzul Qarnain) bukan Iskandar Agung yang disampaikan oleh Allah kepada Nabi saw pada dasarnya merupakan ayat-ayat mutasyaabihaat yang pengertiannya masih samar-samar. Ayat-ayat Al-Qur’an yang mutasyaabihaat, menurut Nabi saw termasuk dilarang untuk ditafsirkan arti maupun maknanya tanpa iman yang teguh. Sabda Nabi saw yang diriwayatkan Aisyah menyebutkan, Nabi saw membaca Qur’an surat Ali Imran ayat 7 :
7.      (Dia-lah yang menurunkan Alkitab) Al-Quran (kepada kamu, di antara) isi (nya ada ayat-ayat yang muhkamaat) adalah pokok isi dari Al-Qur’an dan dapat dipahami dengan mudah, tegas dan tetap maksudnya (Itulah pokok-pokok isi Al-Qur'an dan yang lain) ayat-ayat (mutasyaabihaat) ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti apa yang dimaksud kecuali setelah diselidiki secara mendalam dan tentang yang ghaib-ghaib hanya Allah Yang Maha Tahu artinya. Dan sebab itulah timbul pemahaman yang berlainan menurut pengetahuan masing-masing orang. Adapun orang-orang di dalam hatinya ada kecenderungan ke arah kesesatan, maka mereka selalu menurut apa yang samar-samar daripada Al-Qur’an itu, untuk mencari-cari takwilnya dan memutarbalikkan maksudnya menurut yang disukainya. Padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah dan orang-orang yang tetap teguh imannya hanya kepada Allah, serta mendalam pengetahuannya dalam ilmu pengetahuan dan ilmu agama (adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata : "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran) daripadanya (melainkan orang-orang yang berakal).
Setelah selesai Aisyah ra berkata, Rasulullah saw bersabda :
“Apabila kamu melihat orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat, yaitu ayat-ayat yang samar dari Al-Qur’an, maka mereka itulah orang-orang yang telah disebut oleh Allah. Oleh sebab itu, berhati-hatilah terhadap mereka.” Hadits riwayat Bukhari.

Kendati demikian, saya tetap akan mencoba menghubungkan kisah Dzul Qarnain yang terdapat di dalam Al-Qur’an dengan penjelasan saya di atas. Sebab dengan menghubungkan keduanya, maka arti dan makna dari keduanya dapat terbukti sebagai kisah yang berasal dari Allah.
Qur’an surat Al-Kahfi ayat 83-84 :
83.  (Dan mereka bertanya kepadamu) Muhammad (tentang Dzul Qarnain, katakanlah : “Akan kubacakan kepada kalian kisahnya”) Dzul Qarnain itu bukan nama raja tetapi julukan raja.
84.  (Sesungguhnya Kami telah memberikan kekuasaan kepadanya di muka Bumi ini dan Kami telah memberikan kepadanya jalan untuk mencapai sesuatu dengan mudah) Allah karuniai dia kekuasaan sebagai raja besar.

Berdasarkan firman Allah di atas, kita dapat mengetahui bahwa Dzul Qarnain adalah seorang hamba Allah yang diberi kedudukan sebagai seorang raja yang adil dan bijaksana dengan segala kemudahan untuk mencapai apa yang telah ditetapkan Allah kepadanya, ini akan menjadi petunjuk bagi kita semua. Dzul Qarnain juga disebutkan jika dia hidup sezaman dengan Nabi Khidir as. Bahkan di dalam riwayat ini disebutkan bahwa Dzul Qarnain adalah sepupu Nabi Khidir as dari garis keturunan ibu yang berdarah Rumania - Persia dan keduanya hidup pada zaman yang sama. Pernyataan ini membuktikan bila Dzul Qarnain hidup jauh sebelum zaman Kaisar Iskandar Agung yang hidup sekitar 360-332 SM yang adalah kaisar (raja) dari Macedonia - Yunani. Dzul Qarnain itu beragama Islam, sedangkan Alexander The Great (Iskandar Agung) adalah orang kafir atau penyembah berhala. Dzul Qarnain diperkirakan pendiri Kerajaan Assyria Baru (abad ke-14 sampai 10 SM). Assyria Baru kemudian menjadi kerajaan yang kuat pada tahun 1365 SM sampai 1076 SM dan yang menjadi raja besar pertama adalah Ashur-Uballit I (kemungkinan dia adalah Dzul Qarnain, Wallahu A’lam), Nabi Khidir as adalah wakil merangkap panglima perangnya, hal ini dikuatkan oleh kisah pertemuan Nabi Musa as dan Nabi Khidir as yang disebutkan Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 65-82 sekitar tahun 1200 SM dan mereka berkomunikasi dalam bahasa Aram adalah bahasa ibu Bani Israil yang bisa juga dikuasai Nabi Khidir as. Dengan demikian Dzul Qarnain merupakan tokoh pertama yang mendirikan cikal bakal Kerajaan Assyria Baru di Jazirah Mesopotamia Raya, yang kelak menjadi Kerajaan Babilonia Baru, Media dan Persia, adalah 4 kerajaan yang terbesar dan terkuat pada zaman itu. Beberapa sejarawan salah satunya Richard Nelson Frye, berpendapat bahwa Kerajaan Assyria Baru adalah kerajaan sesungguhnya yang pertama dalam sejarah manusia. Pada periode tersebut, bahasa Aram adalah bahasa Ibrani kuno serumpun dengan bahasa Arab dan bahasa percakapan sehari-hari Bani Israil pada masa itu termasuk bahasa percakapan sehari-hari Nabi Musa as dan Nabi Isa as dan juga menjadi bahasa resmi ke-2 kekaisaran di Mesopotamia bersama dengan bahasa Akkadia.

Dalam Qur’an surat Al-Kahfi ayat 85-86, 90 selanjutnya dikisahkan bahwa : (“Maka dia pun menempuh suatu jalan”) yang menunjukkan jika Dzul Qarnain pada waktu itu telah melakukan perjalanan penaklukan-penaklukan atas daerah-daerah yang jauh di sekitar kerajaannya. Allah menerangkan bahwa perjalanan Dzul Qarnain menuju 3 arah, pertama, ke barat yang menghadap langsung ke Laut Hitam di Eropa Timur dengan isyarat (“Matahari terbenam di laut yang berlumpur hitam”). Kedua, ke timur diperkirakan ke Gurun Gobi di Asia Tengah (“didapatinya suatu kaum yang belum pernah diberikan suatu pelindung dari pancaran sinar Matahari”). Ketiga, ke suatu arah yang melintang di antara timur dan barat, tepatnya di antara dua gunung yang di sekelilingnya terdapat suatu kaum yang hampir-hampir saja tidak mengerti perkataan (pembicaraan) manusia lainnya. Pada perjalanan ketiga inilah yang menjelaskan hubungan Dzul Qarnain dengan uraian di atas, yaitu pada saat membangun dinding pemisah antara timur dan barat.
Allah berfirman di dalam Qur’an surat Al-Kahfi ayat 92-96 :
92.  (Kemudian dia menempuh suatu jalan yang lain lagi) melakukan penaklukan ke negeri yang lain lagi.
93.  (Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua gunung itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan).
94.  (Mereka berkata : “Wahai Dzul Qarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka Bumi, maka maukah engkau kami beri upah agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?”).
95.  (Dzul Qarnain menjawab : “Apa yang telah dikuasakan Tuhan kepadaku lebih baik) daripada upah yang engkau berikan (maka bantulah aku saja dengan kekuatan, supaya aku bisa membuatkan dinding penghalang yang kokoh antara kamu dan mereka).
96.  (”Berilah aku potongan-potongan besi.” Hingga ketika besi tersebut sama tingginya dengan kedua puncak gunung itu, maka Dzul Qarnain berkata : “Tiuplah api itu.” Ketika besi itu menjadi) merah seperti (api, ia berkata : “Berilah aku tembaga yang mendidih, agar aku tuangkan ke atas besi panas itu”).

Firman Allah di atas sebenarnya tidak dapat diartikan secara harfiah semata atau secara apa adanya. Untuk memahaminya diperlukan analisa, penelitian dan pengertian yang mendalam disertai dengan permohonan petunjuk kepada Allah. Ayat-ayat tersebut masih merupakan kalimat perumpamaan atau pernyataan majasi yang masih harus diterjemahkan menurut arti dan maksudnya, sehingga dapat dimengerti dengan benar, sesuai arti dan makna yang sesungguhnya. Dan firman Allah di dalam Al-Qur'an tersebut terkait erat dengan tempat yang memisahkan antara bangsa Ya’juj dan Ma’juj yang berada di sebelah utara dengan orang-orang yang meminta pertolongan kepada Dzul Qarnain. Berdasarkan keadaan geografis, masyarakat dan kondisi sosial yang ada, serta posisi kerajaan Dzul Qarnain sebagai cikal bakal Kerajaan Babilonia Baru, Media dan Persia, maka tempat atau daerah yang dimaksud itu berada di sebelah utara wilayah Mesopotamia, dan lebih tepatnya adalah utaranya Persia. Allah melalui Dzul Qarnain telah menetapkan bahwa kerajaan orang-orang Media dan Persia di kemudian hari akan menjadi tembok pemisah antara orang-orang Eropa dan bangsa-bangsa yang berada di sebelah timurnya. Inilah maksud dari apa yang disampaikan oleh Dzul Qarnain kepada orang-orang yang meminta tolong kepadanya.
Qur’an surat Al-Kahfi ayat 97 :
97.  (Maka mereka)Ya’juj dan Ma’juj (tidak dapat mendakinya dan mereka tidak dapat pula melubanginya).
Selanjutnya, karena merasa terusik oleh gangguan-gangguan bangsa Ya’juj dan Ma’juj, maka orang-orang Persia meminta pertolongan kepada seorang raja yang alim, adil dan bijaksana, yakni Dzul Qarnain yang sedang melakukan perjalanan melewati daerah mereka. Dzul Qarnain menyampaikan bahwa mereka akan aman dan tidak akan diganggu oleh bangsa Ya’juj dan Ma’juj asalkan mereka dapat membantu dengan tenaga mereka, yaitu dengan mendukung  Dzul Qarnain yang sedang membangun dan memperkuat kerajaannya.

Kerajaan Dzul Qarnain ini kelak akan menjadi cikal bakal Kerajaan Babilonia Baru, Media dan Persia di kemudian hari, kerajaan yang dilambangkan dengan “patung besar” dalam mimpi Raja Nebukadnezar II. Kerajaan Media dan Persia dalam nubuat Nabi Daniel as dilambangkan dengan “Perut dan pinggangnya dari tembaga, pahanya dari besi dengan kakinya sebagian dari besi dan sebagian dari tanah liat”. Kedua kerajaan tersebut menjadi bagian dari patung besar tersebut. Berkat bantuan orang-orang Persia, berdirilah dengan kokoh sebuah kerajaan adidaya pada zaman itu yang selanjutnya diwarisi oleh bangsa Babilonia dan Media dengan lambang tembaga kemudian dilanjutkan oleh bangsa Persia dengan perlambang besi dan besi bercampur tanah liat. Kerajaan yang kuat ini ditopang dengan keyakinan mereka yang menyembah hanya kepada Allah semata, Tuhan Yang Maha Esa dan berpedoman pada Kitab Zaratushtra yang asli dan di dalam kitab tersebut mengabarkan tentang akan datangnya Rasulullah saw dengan Islamnya dan tentang akan bangkitnya orang-orang Arab yang sedang mereka tunggu (tetapi kemudian orang-orang Persia menjadi penyembah api atau umat Majusi). Inilah petunjuk tersebut, yang membuktikan bahwa orang-orang Persia dan Kerajaan Persia menjadi negara adidaya yang sangat kuat pada zaman itu yang menjadi dinding ghaib atau dinding penghalang yang kokoh antara barat (bangsa Ya’juj dan Ma’juj) dan timur (negara-negara di sebelah timur Kerajaan Persia) dan merupakan keunggulan mereka di hadapan Allah. Mengapa bangkitnya orang-orang Arab dinanti-nantikan oleh orang-orang Persia? Maksudnya tidak lain adalah berkaitan dengan janji Allah kepada Dzul Qarnain bahwa kerajaan yang menjadi dinding pemisah antara timur dan barat itu akan hancur sesuai waktu yang telah ditetapkan Allah, yaitu pada saat orang-orang Arab bangkit dan menguasai orang-orang Persia.

Dan peristiwa itu merupakan pertanda atas hilangnya fungsi dinding penghalang tersebut. Hal ini sesuai firman Allah kepada Raja Persia Koresy (Cyrus Agung), yang disampaikan-Nya melalui Nabi Yesaya as, nabi bangsa Israel (Yahudi) di dalam Perjanjian Lama. Di sini Allah telah menjanjikan harta terpendam kepada Raja Koresy II tatkala pintu tembaga dan palang besi yang menjadi penutup pintu tersebut telah terbuka pada saat hancurnya Kerajaan Persia di tangan orang-orang Arab. Harta terpendam tersebut berarti agama Islam yang dapat menyelamatkan mereka, di dunia maupun di akhirat kelak dan masuk Surga dengan penuh keridhaan Allah. Yang jelas, pada kenyataannya di kemudian hari agama Islam telah menjadi agama dan keyakinan orang-orang Persia dan Mesir. Mereka beribadah menurut syariat yang sama, yakni syariat Islam. Dan dengan syariat Islam, mereka juga dapat beribadah secara bersama-sama tanpa mengalami kesulitan, sekalipun dengan adanya berbagai perbedaan. Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang telah berfirman kepada Koresy melalui Nabi Yesaya as pasal 45 ayat 1-3 :
45:1  :  Beginilah firman Tuhan : “Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresy (Raja Cyrus II Agung dari Kekaisaran Persia) yang tangan kanannya Kupegang, supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja. Supaya Aku membuka pintu-pintu (dinding) di depannya, dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup.
45:2  :  Aku sendiri hendak berjalan di depanmu dan hendak meratakan gunung-gunung, hendak memecahkan pintu-pintu) dinding (tembaga dan hendak mematahkan palang-palang besi.
45:3  :  Aku hendak memberikan kepadamu harta benda (agama Islam) yang terpendam dan harta kekayaan yang tersembunyi berupa (Surga di akhirat kelak) Supaya engkau tahu, Aku-lah Tuhan, Allah Israel yang memanggil engkau dengan namamu.

Kenyataan yang terjadi kemudian setelah Kerajaan Persia jatuh ke dalam kekuasaan tentara Islam pada zaman Khalifah Umar bin Khattab, bahwa orang-orang Persia dengan senang hati menerima ajaran Islam sebagai agama dan keyakinannya, sesuai dengan petunjuk kitab agama mereka sebelumnya. Dinding ghaib yang memisahkan antara dunia barat dan dunia timur secara otomatis akan hancur luluh dan tidak berfungsi lagi.
Qur’an surat Al-Kahfi ayat 98 :
98.  (Dia) Dzul Qarnain (berkata : ”Dinding ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, maka Dia akan menjadikannya hancur luluh dan janji Tuhanku itu adalah benar”).
Janji Allah tentang hancurnya dinding pemisah itu dapat dipastikan terjadi pada saat kedatangan Rasulullah saw. Zainab binti Jahsi ra, istri Rasulullah saw berkata : ”Rasulullah terbangun dari tidurnya dengan wajah beliau saw memerah seraya bersabda : “Laa ilaaha illallaah, celaka bangsa Arab oleh kejahatan yang telah dekat. Pada hari ini telah dibuka benteng Ya’juj dan Ma’juj seperti ini ....”
Dan Sufyan ibn Uyainah membuat (angka) 90 atau 100 dengan jari-jarinya. Dikatakan : “Apakah kami binasa sedang di tengah-tengah kami adalah orang-orang saleh?”
Rasulullah saw bersabda : “Ya, apabila kekotoran telah banyak.” Hadits riwayat Bukhari.

Jika kejahatan, kefasikkan dan kemaksiatan merajalela yang membuat Ya’juj dan Ma’juj memasuki negara-negara di Timur Tengah (Abad 10 +18 + 20 + 21 dan akhir zaman) dan Asia (Abad 16+18) untuk menjajah mereka.
Kedatangan Rasulullah saw sebagai pembawa agama Islam merupakan petunjuk bahwa Kerajaan Persia yang berfungsi sebagai dinding penghalang telah terbuka, seperti pernyataan Rasulullah saw di atas itu. Hilangnya fungsi Kerajaan Persia sebagai dinding penghalang bisa berarti bahwa Ya’juj dan Ma’juj atau orang-orang Eropa akan bebas memasuki daerah-daerah yang ada di sebelah timurnya untuk menjajah, membunuh dan merampok harta negara-negara yang dijajah mereka kemudian di bawa ke negara mereka. Dan yang telah terbukti datang untuk berperang ke wilayah Timur Tengah adalah bangsa-bangsa barat dari ras Nordik dan ras Slavia (Rusia). Tetapi hal ini tidak perlu mereka takutkan lagi, sebab mereka sekarang ini telah menerima harta terpendam dari Allah, seperti yang telah dijanjikan, yakni agama Islam. Maha Suci Allah yang telah memberitahukan semua ini kepada kita.
Qur’an surat At-Taubah ayat 51 :
51.  (Katakanlah) Muhammad kepada mereka (: “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah) yaitu takdir yang telah tertulis dalam Kitab Lauhul Mahfudz (untuk kami. Dia-lah pelindung kami dan hanya kepada Allah-lah orang-orang yang beriman harus bertawakal”).
Qur’an surat Yunus ayat 61 :
61.  (Dan tidaklah engkau) Muhammad (berada dalam suatu urusan, dan tidak membaca suatu ayat Al-Qur’an) mengenai perkara tersebut (dan tidak pula engkau melakukan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu ketika engkau melakukannya. Tidak lengah sedikit pun dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah) atom (baik di Bumi ataupun di Langit. Tidak ada sesuatu yang lebih kecil) dari zarrah yaitu partikel-partikel terkecil dinamakan quarks dan leptons (dan yang lebih besar daripada itu) yaitu elektron dan inti atom yang terdiri dari partikel-partikel proton dan neutron yang terikat bersama pada pusat atom, elektron bersama-sama dengan inti atom membentuk atom, atom adalah suatu satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom dan awan elektron bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom (melainkan semua tercatat dalam kitab yang nyata) Lauhul Mahfudz.
Qur'an surat Al-An’aam ayat 38 dan 59 :
38.  (“...Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab) Lauhul Mahfudz yang mencatat semua kejadian atau takdir ciptaan-Nya di alam semesta (sedikit pun, kemudian kepada Tuhannya mereka dikumpulkan”).
59.  (Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan Bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata”) Lauhul Mahfudz.
Qur’an surat Al-Israa’ ayat 58 :
58.  (Tidak ada suatu negeri pun) yang penduduknya tidak beriman, tidak bertakwa dan durhaka kepada Allah dan rasul-rasul-Nya (melainkan Kami membinasakannya sebelum hari Kiamat atau Kami mengazabnya dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab) Lauhul Mahfudz.
Qur’an surat Al-Hajj ayat 70 :
70.  (Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di Langit dan di Bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah Kitab) Lauhul Mahfudz (Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah).
Qur’an surat An-Naml ayat 75 :
75.  (Tidak ada sesuatu pun yang sangat ghaib) di mata manusia (di Langit dan di Bumi, melainkan terdapat) telah tertulis (dalam kitab yang nyata) Lauhul Mahfudz.
Qur’an surat Saba’ ayat 3 :
3.      (Dan orang-orang yang kafir berkata : “Hari Kiamat itu tidak akan datang kepada kami.” Katakanlah) Muhammad kepada mereka (: “Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang ghaib, sesungguhnya Kiamat itu pasti akan datang kepada kalian. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah, baik yang ada di Langit dan yang ada di Bumi dan tidak ada pula yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar) dari itu (melainkan semuanya tercatat dalam kitab yang nyata”) Lauhul Mahfudz.
Qur’an surat Faathir ayat 11 :
11.  (Dan Allah menciptakan kalian dari tanah) Nabi Adam as (kemudian dari air mani) keturunan beliau as (kemudian Dia menjadikan kalian berpasang-pasangan) An-Najm ayat 45, Allah yang menentukan takdir jodohnya antara pria dan wanita (Dan tidak ada seorang wanita pun mengandung dan tidak pula melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan) telah ditetapkan (dalam Kitab) Lauhul Mahfudz (Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah).
Qur’an surat Yaasiin ayat 12 :
12.  (Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan) Allah menuliskan takdir secara terperinci (di dalam Kitab Induk yang nyata) Lauhul Mahfudz.
Qur’an surat Al-Qamar ayat 53 :
53.  (Dan segala urusan yang kecil maupun yang besar) semuanya (tertulis) dalam Kitab Lauhul Mahfudz.
Qur’an surat Al-Hadiid ayat 22 :
22.  (Tidak ada suatu bencana pun yang menimpa di Bumi dan tidak pula pada diri kalian sendiri, melainkan telah tertulis dalam Kitab) Lauhul Mahfudz (sebelum Kami menciptakannya) Langit, Bumi, semua isinya termasuk penghuni-penghuninya dan apa yang ada di antara keduanya (Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah).

Sumber : Al-Qur’an, Tafsir Jalalain, Perang Islam vs Barat oleh Muhammad A dan berbagai sumber.

02 Juni, 2014

PENGETAHUAN ILMIAH

1.      Membaca Al-Qur’an sehabis Maghrib atau Subuh atau pada 2 waktu shalat tersebut akan mencerdaskan otak sampai 80% dan yang 20% adalah makan makanan yang mengandung omega 3 seperti : telur, ikan, udang, hewan laut terutama teripang, sayuran yang berwarna hijau, kismis, minum teh tanaman pegagan yang dikeringkan bisa meningkatkan daya ingat, dzikir Ya Maajid 33x setelah shalat dan berdoa kepada Allah supaya diberi otak yang cerdas.
2.      Posisi rukuk itu untuk menyiapkan kepala dan otak menerima aliran darah yang melimpah yang mengandung oksigen dan nutrisi ketika tubuh memasuki posisi sujud.
3.      Posisi duduk tawarruk adalah posisi duduk diantara 2 sujud yang berguna supaya tidak menyebabkan atau mencegah darah yang baru saja berada di otak mengalami pengurangan darah secara mendadak yang akan membahayakan kesehatan tubuh.


Posisi duduk tawarruk berguna untuk tetap mempertahankan aliran darah ke otak sesuai kadar yang dibutuhkan otak, karena 2 lutut yang di lipat dalam duduk tawarruk berguna menahan aliran darah yang baru saja berada di otak supaya tidak balik ke paru-paru.